Berapa Jumlah Produksi Susu Kambing Perah Per Liter Perhari? Adakah Perbedaan Produksi Antara Jenis Kambing Perah? Jenis Apa Yang Memiliki Produksi Susu Tertinggi?
Kambing perah ternyata bisa juga bermanfaat sebagai penghasil daging atau kambing potong terutama untuk kambing perah jantan. Bahkan kambing perah jantan jenis Etawa ketika dijadikan atau diperdagangkan sebagai kambing kurban harga jualnya bisa sangat tinggi, jauh lebih tinggi dari kambing jenis kacangan, domba maupun kambing potong lainnya. Menurut data statistik peternakan tahun 2015, populasi ternak kambing Tahun 2011 sebanyak 16.946.186 ekor, 2012 sebanyak 17.905.862 ekor, 2013 sebanyak 18.500.322 ekor dan 2014 sebanyak 18.639.533 ekor dan pada tahun 2015 sebanyak 18.879.596 ekor.Kambing perah masih kalah terkenal dibandingkan dengan kambing potong atau pedaging apalagi ketika menjelang hari raya qurban atau idhul adha kambing potong akan sangat terkenal sebab kebutuhan pasar yang meningkat drastis untuk keperluan binatang ternak kurban. Meskipun sebetulnya kambing perah yang jantan pun sangat layak dijadikan sebagai kambing kurban apalagi dari jenis etawa yang ukurannya bisa jauh lebih besar daripada kambing pedaging ibarat kambing kacang. Pemeliharaan kambing perah akan semakin terkenal apabila undangan terhadap produksi susu kambing meningkat. Dengan kata lain apabila susu kambing sudah bisa memasyarakat maka budidaya kambing perah akan semakin diminati oleh peternak kambing.
Manfaat Susu Kambing. Permintaan susu kambing meningkat sebab baik bagi kesehatan ibarat membantu penyembuhan asma, bronchitis, dan TBC. Selain itu susu kambing dimanfaatkan untuk materi baku produk-produk spa ibarat sabun, dan lotion pelembut kulit. Menurut blue print kambing dan domba tahun 2010, produksi susu kambing perah rata-rata 1-2 liter perhari dengan masa laktasi 8 bulan sehingga diperoleh produksi susu sebanyak 150 liter/laktasi.
Berikut ini Jenis-Jenis Kambing Perah
Kambing Etawa. Bangsa kambing perah Etawah atau Jamnampari merupakan kambing popular dan tersebar luas sebagai kambing perah (susu) di India, Asia Tenggara dan di daerah-daerah lain. Kambing ini mempunyai indera pendengaran yang lebar dan panjang serta menggantung. Kambing etawa yaitu kambing didatangkan dari India yang juga disebut kambing Jamnapari. Tinggi kambing jantan berkisar antara 90 sentimeter sampai 127 sentimeter dan yang betina hanya mencapai 92 sentimeter.
Kambing Etawa |
Kambing perah Etawah merupakan kambing perah yang baik dan juga sering dipakai sebagai produsen daging. Warna bulunya bervariasi dengan warna dasarnya putih, coklat dan hitam. Telinga menggantung dan panjangnya ± 30 cm. Ambing biasanya berkembang baik. Berat badannya yang jantan 68-91 kg, sedang yang betina 36-63 kg. produksi susu sanggup mencapai 235 kg dalam periode laktasi 261 hari dan produksi susu tertinggi tercatat 569 kg. kadar lemak rata-rata 5,2% karkas kambing jantan dan betina umur 12 bulan sanggup mencapai 44-45% berat hidup (Blakely,1991).
Kambing Saanen |
Kambing saanen yaitu kambing yang berasal dari lembah Saanen, Swiss potongan barat. Merupakan salah satu jenis kambing terbesar di Swiss dan penghasil susu kambing yang terkenal. Kambing ini sulit berkembang di wilayah tropis sebab kepekaannya terhadap matahari.
Kambing Toggenburg |
Produksi susu sanggup maksimal kalau kambing ini dikembang biakkan pada suhu atau cuaca yang dingin. Memilik waktu laktasi sekitar 5 bulan atau 257 hari. Untuk memproduksi susu setrik maksimal kambing ini harus dikandangkan dan tidak diagarkan berkeliaran di padang rumput setrik bebas. Jika diperah terus selama 365 hari maka akan didapatkan jumlah susu 2-4liter.harinya.
Kuku kambing harus rutin dipotongs etiap 4 – 8 ahad sekali. Mereka memerlukan pakan yang mengandung 12-18% protein supaya bisa berkembang biak setrik maksimal. Tidak dperkenankan yang mengandung Urea sebab sangat mensugesti pencernanaan mereka. Mereka memerlukan air yang cukup, dan harus selalu tersedia di sekitaan mereka. Kambing Toggenburg jantan sudah sanggup dikatakan remaja semenjak umur 7 bulan dan siap kawin. Sedangkan betinanya mulai umur 7 – 8 bulan.
Kambing Toggenburg yaitu salah satu kambing perah yang sudah semenjak usang dikenal manusia, sanggup dibilang termasuk yang tertua. Sudah mulai diperah semenjak tahun 1600. Kambing perah ini sudah menyebar ke seluruh dunia, bahkan sudah masuk ke Amerika semenjak tahun 1853.
Kambing Toggenburg yang baik haruslah mempunyai tubuh yang kompak. Memiliki tubuh yang tidak terlalu tinggi. Ambing susunya tidak mengecewakan besar namun tidak menjuntai kebawah, kencang. .Bulunya pendek dan halus. Bentuk kepalanya lurus atau dishes. Telinganya tegak kea rah atas. Berat kambing Toggenburg remaja rata-rata sekitar 55 kg. Perilakunya hening dan ramah sehingga banyak juga dijadikan binatang peliharaan.
Kambing Anglo Nubian |
Anglo Nubian. Bangsa kambing Anglo Nubian merupakan persilangan antara kambing Jamnampari dari India dan Nubian. Kambing tersebut merupakan kambing yang besar, mempunyai kaki yang tinggi dengan kulit yang baik dan bulu mengkilap. Mempunyi indera pendengaran panjang dan menggantung, profil mukanya konveks (cembung) yang biasanya disebut Roman Nose. Makara bentuk kepala kambing tersebut keseluruhan ibarat kepala unta dan biasanya tidak bertanduk. Warna bulu sangat bervariasi. Pada puncak laktasi produksi susu mencapai 2-4 kg per hari dengan rata-rata 1-2 kg per hari. Susu kambing Anglo Nubian mempunyai kadar lemak yang tinggi, rata-rata 5,6% (Prihadi,1997).
Kambing jenis Anglo-Nubian yaitu kambing jenis penghasil susu yan membanggakan Janis kambing ini dinamai Nubia, sebab pada awalnya ditemukan di timur bahari Afrika. Kambing yang awalnya diimpor dari Afrika, Arab dan India berkaki panjang, kambing yang mempunyai beberapa karakteristik yang diinginkan oleh peternak kambing di Inggris. English breeders crossed these imported bucks on the common short-haired does of England prior to 1895 to develop the Anglo-Nubian goat. Peternak Inggris yang mengimpor jenis ini sebelum tahun 1895 untuk membuatkan Anglo-Nubian kambing. Yang berkembang biak Di Amerika Serikat biasanya disebut sebagai Nubia.
Kambing Perah Nubian |
Nubian. Bangsa kambing Nubian berasal dari Afrika. Berbulu pendek, mengkilap dan kebanyakan berwarna hitam dan coklat dengan indera pendengaran yang panjang dan jatuh (terkulai). Kambing bersifat sangat lembut, produksi susunya lebih sedikit bila dibandingkan dengan kambing yang berasal dari Swiss, tetapi persentase lemak susu tinggi. Kambing betina mencapai remaja kelamin pada ketika beratnya kira-kira 60 kg. kambing Nubian cenderung lebih banyak dagingnya dibandingkan bangsa kambing perah lainnya (Blakely,1991).
Kambing French Alpine |
French Alpine. Kambing ini berasal dari pegunungan Alpine di Perancis. Kambing ini mempunyai warna yang bervariasi, antara lain putih, abu-abu, coklat dan hitam. Badannya besar dengan mata yang tajam dan indera pendengaran tegak. Tidak banyak menandakan kesulitan dalam kelahiran. Ukuran kambing betina ketika remaja kelamin yaitu sekitar 55 kg. kambing ini menonjol kemampuan untuk menyusui anaknya sebab mempunyai ambing yang besar dan bentuknya elok dengan puting yang ideal (Blakely,1991).
Kambing Perah British Alpine |
British Alpine. Bangsa kambing ini berasal dari Swiss dan pegunungan Alpine Austria. British Alpine merupakan kambing yang dideveloped menjadi produsen susu yang baik. Sebagian besar kambing orisinil di Eropa yaitu grup bangsa Alpine dan penyebarannya luas keseluruh Eropa. Kambing-kambing Swiss, French dan Italian Alpine merupakan tipe-tipe kambing Alpine dan banyak dijumpai di Eropa Tengah dan Utara. Mereka biasa dipelihara dalam jumlah yang kecil dan ditumbatkan dengan system feedingstall. British alpine telah dimasukkan di India barat, Guyana, Madagaskar, Mauritius, dan Malaysia. Kambing ini mempunyai daya klimatisasi lebih baik daripada kambing Saanen (Prihadi,1997). Di India barat pernah tercatat produksi lebih dari 4,5 kg perhari pada laktasi kedua dan ketiga, tetapi di Malaysia dan Mauritikus pengembangan kambing ini gagal antara lain sebab kelembaban yang tinggi (Prihadi,1997).
Kambing Damaskus |
Damaskus. Kambing bangsa ini merupakan kambing yang banyak dipelihara di Libang, Syria,Cyprus. Kambing tersebut baik yang jantan maupun betina tidak bertanduk., warna pada umumnya merah, atau merah dan putih, profil muka konveks, daun indera pendengaran panjang dan menggantung. Tinggi gumba 70-75 cm dan berat tubuh antara 40-60 kg. produksi susu 3-4 liter perhari sanggup mencapai 6 liter, dengan jumlah produksi 300-600 liter dalam 8 bulan. Kambing Damaskus lebih subur dibandingkan dengan Saanen, dimana tiap kelahiran rata-rata 1,76 cempe (Prihadi,1997).
Beekal. Bangsa kambing ini banyak dijumpai di beberapa distrik di Punyab India, Rawalpindi dan Lahore di Pakistan barat. Sepintas kambing ini ibarat Jamnampari, antara lain profil mukanya Roman Nose, indera pendengaran panjang tetapi jauh lebih kecil dibandingkan indera pendengaran kambing Etawah (Prihadi,1997).
Kambing ini biasanya berwarna merah coklat dengan bercak atau belang-belang putih. Tinggi gumba jantan dan betina yaitu 89 dan 84 cm. kambing betina remaja mencapai berat hidup kira-kira 45 kg. rata-rata selama laktasi kambing ini sanggup menghasilkan susu 105 kg susu dalam waktu 224 hari, dan beranak rata-rata setahun sekali dengan rata-rata anaknya tunggal atau twin (kembar dua) (Prihadi,1997).
Kambing Barbari |
Barbari. Bangsa kambing Barbari banyak dijumpai di India potongan Pakistan barat. Kambing ini mempunyai bulu-bulu yang pendek, umumnya berwarna putih dengan bercak-bercak coklat. Tinggi gumba kambing jantan antara 66-76 cm dan betina 60-71 cm. kambing betina dewas berat hidupnya antara 27-36 kg. kambing ini biasanya dipakai untuk produksi susu dan ambingnya pada umumnya berkembang dengan baik. Pernah tercatat produksi susu selama dalam periode laktasi 235 hari mencapai 144 kg (Prihadi,1997).
Di India bangsa kambing ini telah dikembangkan sebab produksi susunya dan area tubuhnya relative kecil, sedang produksi cukup banyak menyebabkan ternak ini dipandang sebagai produsen susu yang hemat (Prihadi,1997).
Referensi:
Blakely, J and D.H. Bade. 1991. Ilmu Peternakan, edisi ke- 4. Gadjah Mada University Press. Jogjakarta.
Prihadi, S. 1997. Dasar Ilmu Ternak Perah. Fakultas Peternakan UGM. Jogjakarta.
0 Response to "Mengenal Jenis Dan Ciri-Ciri Kambing Perah Serta Jumlah Produksi Susunya"