Latest News

Pertanyaan Seputar Ekor Batu

PERTANYAAN SEPUTAR EKOR BATU


Tulisan dengan “kategori” tercecer yakni goresan pena yang saya ambil dari tanya jawab yang muncul di web ini tetapi karam alasannya yakni berada di “halaman dalam” (tanya jawab di bawah sebuah postingan). Ada beberapa di antaranya cukup menarik dan perlu saya angkat untuk sekadar menambah wawsan untuk yang tisdak sempat membuka-buka arsip tanya jawab website ini.

Pertanyaan  SEPUTAR EKOR   : 
Saya punya murai kerikil katanya sih lampung. ciri cirinya badannya agak besar dengan ekor yang ukuran sedang-besar-besar, kalo diliat sudah memenuhi kriteria burung yang baik dari segi kepala, leher, tubuh dan leher, umurnya masih muda alasannya yakni berdasarkan yang punya dulu gres mabung 1x dari waktu trotol.

Diliat dari kaki juga masih muda banget, kini dah bunyi + type ngerol jg cuma ga rajin banget.. isian jg lmayan banyak kaya gereja tarung, lovebird, ciblek dll.. cuma saya sanggup problem dari bulu ekornya, kata pemilik usang bulu ekor belum mabung alias masih bawaan trotol ± 15 cm cuma bulunya pecah2 mirip sisir.

Bagaimana tips supaya burung cepat mabung? alasannya yakni dari EF-nya saya beri banyak ulat hongkong pun belum juga mabung.

Ada kemungkinan ekor nambah panjang nggak? ukuran murai kerikil lampung panjang ekor berapa?

Bagaimana cara nglatih mental fighter yang bagus? alasannya yakni kemarin saya coba tempel dengan murai kerikil tetangga hanya nunggu serangan sedangkan lawan jg sama2 nunggu.
Bagaimana caranya supaya bunyinya rajin sekali?Untuk EF-nya saya beri jangkrik 6/6, ulat hongkong 3/3 ukuran besar.

Thanks sebelumnya
Galih


Jawab  SEPUTAR EKOR  :

Bulu ekor yang rusak, ada beberapa penyebabnya: 

Karakter murai kerikil yang memang “ngruji ekor”. Ada burung yang memang punya tipe “ekor duluan jikalau nabrak jeruji sangkar” (disebut “ngruji ekor”). Coba perhatikan bagaimana murai kerikil Om dikala nabrak jeruji. Kalau beliau menahan tubuh bawah di jeruji memakai ekor dan sebagian besar ekor otomatis keluar dari sangkar, berarti burung Om memang bertipe “ngruji ekor”. Burung mirip ini, dalam kondisi bulu barupun, ekornya terlihat rusak. Lama-lama, daun ekor pecah dan ekor secera keseluruhan menyerupai sisir dua muka. Ini huruf dan tidak sanggup diubah. Karenanya, ya diterima saja apa adanya, hehehehe. 

Kena kutu/pernah kena kutu. Kutu mengakibatkan bulu burung rusak. Perlu dicek, apakah di bulu-bulu tertentu (pangkal bulu ekor, leher, sayap) ada warna putih2 mirip tepung di serpihan yang akrab dengan batang bulu. Kalau iya, berarti ada kutunya dan perlu ditangani dengan penyemprotan air daun sirih. Rebus daun sirih dan airnya (jangan terlalu kental) dipakai untuk menyemprot bulu murai kerikil selama tiga hari. Setiap setalah semprot, jangan pribadi dibilas dengan air, tetapi tunggu hingga sekitar 30 menit. 

Sering pribadi dijemur begitu habis mandi/kena air. Penjemuran dikala kondisi bulu basah, mengakibatkan bulu terlihat / gampang rusak. Sebab, dikala bulu belum sempat ditatan rapi oleh burung, sudah kering duluan. Ini menyerupai Om gres saja mandi dengan rambut berair dan cuma dihanduki pribadi di-hairdryer. Dijamin rambut Om kelihatan mawut sekali.

Mabung tidak sanggup dipaksakan. Kita hanya sanggup mempercepat/menyempurnakan proses mabung dikala proses sudah terlihat dimulai (jatuhnya bulu2 kecil). Cara untuk treatmen mabung sudah ada di situs ini dan sanggup Om cari.

Mengenai ekor MB, Om sanggup baca-baca lagi situs ini untuk kategori “Murai Batu”. Sudah relatif sanggup dijadikan referensi.

Cara nglatih mental yang sering dipertemukan dengan murai kerikil lain tetapi tidak perlu lama-lama. Sebab, mempertemukan dengan murai kerikil lain sekadar untuk memancing beliau bunyi. Setelah beliau bunyi, pisahkan sehingga tidak sama2 melihat. Masing-masing akan bunyi tanpa ada rasa terintimidasi dan “merasa sama-sama menang”. Hal itu akan meningkatkan mental tanding.

Burung mau rajin bunyi jikalau kondisinya fit (fisik dan mental/tidak takut orang lagi). Meski demikian, ada burung yang memang hanya mau bunyi pada waktu2 tertentu. Ini alasannya yakni kebiasaan semenjak lahir. Karena itu saya sarankan jikalau memelihara burung, khususnya MB, yakni burung hasil tangkaran. Burung hasil tangkaran relatif sudah rajin bunyi semenjak trotol dan tidak pernah ada masa berhenti bunyi. Dengan syarat, semenjak awal sudah terbiasa dengan lingkungan ramai.

Tambahan  SEPUTAR EKOR   :
Coba jikalau ada beri kroto. Kalau tidak ada, jangkrik sanggup diteruskan. Ulat hongkong tidak perlu. Kalau memang mau diberi UH, beri dulu ulat UH itu dengan pakan daun kates/pepaya (warna UHnya jadi gelap) atau wortel m(warna UHnya jadi terang/cerah mirip warna wortel).
Okey ya Om? Kalau nggak puas, sanggup tanya lagi.

Pertanyaan  SEPUTAR EKOR   : 

Om murai saya kemaren di berkelahi ekspresi dominan kok ga mau bunyi ya om knapa ya om? padahal di rumah gacor bener om,mau bunyi, apa kurang dikasi jangkrik ya om atau kurang dijemur, trus ciri-ciri murai medan super kaya apa si om, soalnya saya beli murai medan ini katanya super, gitu aja ya om. Makasih om.

Jawab  SEPUTAR EKOR  
Untuk ditrek, tergantung kondisi mental loh Om. Jangan-jangan Om beli murai kerikil yang sudah pernah “kalah” dalam arena trek. Bukannya nakut-nakuti, murai kerikil jikalau pernah kalah dalam trek-trekan, biasanya “ngeper” jikalau diadu. tetapi faktor usia juga berpengaruh. Untuk murai kerikil medan super atau bukan super sebetulnya sama saja, tergantung penamaan tempat tertentu. Jenis “medan” juga sebetulnya sekadar penamaan untuk murai kerikil yang berasal dari wilayah Sumut. Cuma di Sumut sendiri banyak murai kerikil dari luar wilayah itu, bahkan tiba juga dari Lahat, Aceh dll.

Ekor panjang sedikit melenglung dan jikalau membuka berbentuk kipas, biasanya sebagai penanda bahwa itu burung murai kerikil medan (itu minimal pengertian di Solo loh). Jaadi bukan sekedar melengkung atau panjang saja.

Pertanyaan  SEPUTAR EKOR  

Selamat siang, Bos! dah usang gak jumpa ya…
Gini, kemaren sy diajak sm teman ke PB Depok, mumpung banyak murai kerikil MH (katanya) sekalian suruh pilihin gt, tetapi sy tolak krn boro2 pilihin, bedain kelamin aja gak tau kok he..he..he

Pertanyaan sederhana, bgmn cara bedain kelamin pada murai kerikil MH gt (soalnya ditagih trs nich). matur suwun

Kalau untuk trotol, jikalau di serpihan pangkal pengecap ada hitamnya/gelap (pada serpihan cabang yang menghadap ke dalam) berarti jantan.

Kalau sudah lewat trotol, cari yang bulu hitamnya terlihat ada kilauan (sambililer, meski sedikit) atau yang hitamnya legam. Pilih yang bunyi kreknya “dalam” bukan nyaring. “Krek” bunyi murai kerikil jantan sama betina banyak nyaring yang betina.

0 Response to "Pertanyaan Seputar Ekor Batu"

Total Pageviews