Latest News

Penangkaran Murai Kerikil Yang Sukses

Muda usianya, tetapi cukup luas pengalamannya dalam penangkaran burung murai kerikil (MB). Itulah Hasan, cowok 26 tahun, yang kini sukses menangkar MB di Purwokerto. Sejak Sekolah Menengah Pertama (2006) ia sudah beternak kenari, dan setahun lalu beralih ke murai kerikil hingga sekarang.



HASAN TnT: SUKSES MENANGKAR MB
(Foto: Tabloid BNR)

Kini di penangkarannya terdapat 16 sangkar produktif. Ia berencana menambah empat sangkar lagi, sehingga menjadi 20 kandang. Tinggal mencari induk jantan saja. Calon induk betina cukup banyak, alasannya yakni selama ini tidak dijualnya.

Sampai ketika ini, penangkaran yang diberi nama TnT Bird Farm sudah menghasilkan sekitar 300 ekor murai kerikil yang tersebar ke aneka macam kawasan di Indonesia. Memang masih jauh kalau dibandingkan dengan Global Fauna Farm, yang setiap bulan bisa memproduksi 380 anakan. Tetapi untuk cowok seusia Hasan, ini prestasi yang membanggakan.

Kandang TnT Bird Farm terlihat sederhana. Setiap sangkar mempunyai ukuran 100 cm x 100 cm. Bentuk dan ukuran kandang, berdasarkan dia, tidak jadi dilema besar. Yang terpenting induknya berkualitas, biar anakan yang dihasilkannya pun berkualitas.
Mengatasi Indukan Kanibal


TERUS MENJAGA KUALITAS
(Foto: Tabloid BNR)

Salah satu hambatan yang dihadapi Hasan yakni ketika melihat induk murai kerikil yang kanibal. Tetapi pengalamanlah yang menempanya untuk tetap bertahan. Untuk menyiasati in

Karakter MB memang bermacam-macam, ada yang pengasih-penyayang terhadap anaknya, tetapi ada juga yang kanibal dan tega membunuh anaknya sendiri. “Ketika berhadapan dengan murai kanibal, kita meski ekstra hati hati dan telaten, biar anakan selamat dari kematian,” ujar Hasan, menyerupai diberitakan Tabloid BNR.

Terhadap indukan yang semenjak awal diketahui kanibal, ia sudah meningkatkan kewaspadaannya menjelang telur menetas. Dengan telaten, ia menunggu hari-hari penetasan. Begitu menetas, piyik pun eksklusif diambil dan dipindahkan. Bisa dibayangkan, betapa sulit meloloh piyik umur 1 hari.

Selama ini, sudah ada beberapa MB produk penangkarannya yang menjuarai lomba. Ke depan, ia akan terus berusaha menjaga biar kualitas ternakannya bisa meningkat.
Untuk meningkatkan kualitas indukan, ia rajin tiba ke aneka macam lomba untuk mencari MB juara. Selain itu, untuk menggenjot produksi yang berkualitas, ia pun melaksanakan praktik poligami terhadap indukan yang bagus.

Dari hasil penangkaran MB inilah, Hasan yang masih membujang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, termasuk membiayai kuliahnya.Wuih, ide yang menarik bukan?
disarikan dari : omkicau.com

Untuk selanjutnya Anda sanggup membaca ARTIKEL LAINNYA SEPUTAR MURAI BATU yang ada di blog murai ini yaitu menyerupai : 

HASAN TnT: SUKSES MENANGKAR MB
(Foto: Tabloid BNR)

Kini di penangkarannya terdapat 16 sangkar produktif. Ia berencana menambah empat sangkar lagi, sehingga menjadi 20 kandang. Tinggal mencari induk jantan saja. Calon induk betina cukup banyak, alasannya yakni selama ini tidak dijualnya.

Sampai ketika ini, penangkaran yang diberi nama TnT Bird Farm sudah menghasilkan sekitar 300 ekor murai kerikil yang tersebar ke aneka macam kawasan di Indonesia. Memang masih jauh kalau dibandingkan dengan Global Fauna Farm, yang setiap bulan bisa memproduksi 380 anakan. Tetapi untuk cowok seusia Hasan, ini prestasi yang membanggakan.

Kandang TnT Bird Farm terlihat sederhana. Setiap sangkar mempunyai ukuran 100 cm x 100 cm. Bentuk dan ukuran kandang, berdasarkan dia, tidak jadi dilema besar. Yang terpenting induknya berkualitas, biar anakan yang dihasilkannya pun berkualitas.
Mengatasi Indukan Kanibal


TERUS MENJAGA KUALITAS
(Foto: Tabloid BNR)

Salah satu hambatan yang dihadapi Hasan yakni ketika melihat induk murai kerikil yang kanibal. Tetapi pengalamanlah yang menempanya untuk tetap bertahan. Untuk menyiasati in

Karakter MB memang bermacam-macam, ada yang pengasih-penyayang terhadap anaknya, tetapi ada juga yang kanibal dan tega membunuh anaknya sendiri. “Ketika berhadapan dengan murai kanibal, kita meski ekstra hati hati dan telaten, biar anakan selamat dari kematian,” ujar Hasan, menyerupai diberitakan Tabloid BNR.

Terhadap indukan yang semenjak awal diketahui kanibal, ia sudah meningkatkan kewaspadaannya menjelang telur menetas. Dengan telaten, ia menunggu hari-hari penetasan. Begitu menetas, piyik pun eksklusif diambil dan dipindahkan. Bisa dibayangkan, betapa sulit meloloh piyik umur 1 hari.

Selama ini, sudah ada beberapa MB produk penangkarannya yang menjuarai lomba. Ke depan, ia akan terus berusaha menjaga biar kualitas ternakannya bisa meningkat.
Untuk meningkatkan kualitas indukan, ia rajin tiba ke aneka macam lomba untuk mencari MB juara. Selain itu, untuk menggenjot produksi yang berkualitas, ia pun melaksanakan praktik poligami terhadap indukan yang bagus.

Dari hasil penangkaran MB inilah, Hasan yang masih membujang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, termasuk membiayai kuliahnya.Wuih, ide yang menarik bukan?
disarikan dari : omkicau.com


HASAN TnT: SUKSES MENANGKAR MB
(Foto: Tabloid BNR)

Kini di penangkarannya terdapat 16 sangkar produktif. Ia berencana menambah empat sangkar lagi, sehingga menjadi 20 kandang. Tinggal mencari induk jantan saja. Calon induk betina cukup banyak, alasannya yakni selama ini tidak dijualnya.

Sampai ketika ini, penangkaran yang diberi nama TnT Bird Farm sudah menghasilkan sekitar 300 ekor murai kerikil yang tersebar ke aneka macam kawasan di Indonesia. Memang masih jauh kalau dibandingkan dengan Global Fauna Farm, yang setiap bulan bisa memproduksi 380 anakan. Tetapi untuk cowok seusia Hasan, ini prestasi yang membanggakan.

Kandang TnT Bird Farm terlihat sederhana. Setiap sangkar mempunyai ukuran 100 cm x 100 cm. Bentuk dan ukuran kandang, berdasarkan dia, tidak jadi dilema besar. Yang terpenting induknya berkualitas, biar anakan yang dihasilkannya pun berkualitas.
Mengatasi Indukan Kanibal


TERUS MENJAGA KUALITAS
(Foto: Tabloid BNR)

Salah satu hambatan yang dihadapi Hasan yakni ketika melihat induk murai kerikil yang kanibal. Tetapi pengalamanlah yang menempanya untuk tetap bertahan. Untuk menyiasati in

Karakter MB memang bermacam-macam, ada yang pengasih-penyayang terhadap anaknya, tetapi ada juga yang kanibal dan tega membunuh anaknya sendiri. “Ketika berhadapan dengan murai kanibal, kita meski ekstra hati hati dan telaten, biar anakan selamat dari kematian,” ujar Hasan, menyerupai diberitakan Tabloid BNR.

Terhadap indukan yang semenjak awal diketahui kanibal, ia sudah meningkatkan kewaspadaannya menjelang telur menetas. Dengan telaten, ia menunggu hari-hari penetasan. Begitu menetas, piyik pun eksklusif diambil dan dipindahkan. Bisa dibayangkan, betapa sulit meloloh piyik umur 1 hari.

Selama ini, sudah ada beberapa MB produk penangkarannya yang menjuarai lomba. Ke depan, ia akan terus berusaha menjaga biar kualitas ternakannya bisa meningkat.
Untuk meningkatkan kualitas indukan, ia rajin tiba ke aneka macam lomba untuk mencari MB juara. Selain itu, untuk menggenjot produksi yang berkualitas, ia pun melaksanakan praktik poligami terhadap indukan yang bagus.

Dari hasil penangkaran MB inilah, Hasan yang masih membujang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, termasuk membiayai kuliahnya.Wuih, ide yang menarik bukan?
disarikan dari : omkicau.com


HASAN TnT: SUKSES MENANGKAR MB
(Foto: Tabloid BNR)

Kini di penangkarannya terdapat 16 sangkar produktif. Ia berencana menambah empat sangkar lagi, sehingga menjadi 20 kandang. Tinggal mencari induk jantan saja. Calon induk betina cukup banyak, alasannya yakni selama ini tidak dijualnya.

Sampai ketika ini, penangkaran yang diberi nama TnT Bird Farm sudah menghasilkan sekitar 300 ekor murai kerikil yang tersebar ke aneka macam kawasan di Indonesia. Memang masih jauh kalau dibandingkan dengan Global Fauna Farm, yang setiap bulan bisa memproduksi 380 anakan. Tetapi untuk cowok seusia Hasan, ini prestasi yang membanggakan.

Kandang TnT Bird Farm terlihat sederhana. Setiap sangkar mempunyai ukuran 100 cm x 100 cm. Bentuk dan ukuran kandang, berdasarkan dia, tidak jadi dilema besar. Yang terpenting induknya berkualitas, biar anakan yang dihasilkannya pun berkualitas.
Mengatasi Indukan Kanibal


TERUS MENJAGA KUALITAS
(Foto: Tabloid BNR)

Salah satu hambatan yang dihadapi Hasan yakni ketika melihat induk murai kerikil yang kanibal. Tetapi pengalamanlah yang menempanya untuk tetap bertahan. Untuk menyiasati in

Karakter MB memang bermacam-macam, ada yang pengasih-penyayang terhadap anaknya, tetapi ada juga yang kanibal dan tega membunuh anaknya sendiri. “Ketika berhadapan dengan murai kanibal, kita meski ekstra hati hati dan telaten, biar anakan selamat dari kematian,” ujar Hasan, menyerupai diberitakan Tabloid BNR.

Terhadap indukan yang semenjak awal diketahui kanibal, ia sudah meningkatkan kewaspadaannya menjelang telur menetas. Dengan telaten, ia menunggu hari-hari penetasan. Begitu menetas, piyik pun eksklusif diambil dan dipindahkan. Bisa dibayangkan, betapa sulit meloloh piyik umur 1 hari.

Selama ini, sudah ada beberapa MB produk penangkarannya yang menjuarai lomba. Ke depan, ia akan terus berusaha menjaga biar kualitas ternakannya bisa meningkat.
Untuk meningkatkan kualitas indukan, ia rajin tiba ke aneka macam lomba untuk mencari MB juara. Selain itu, untuk menggenjot produksi yang berkualitas, ia pun melaksanakan praktik poligami terhadap indukan yang bagus.

Dari hasil penangkaran MB inilah, Hasan yang masih membujang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, termasuk membiayai kuliahnya.Wuih, ide yang menarik bukan?
disarikan dari : omkicau.com


HASAN TnT: SUKSES MENANGKAR MB
(Foto: Tabloid BNR)

Kini di penangkarannya terdapat 16 sangkar produktif. Ia berencana menambah empat sangkar lagi, sehingga menjadi 20 kandang. Tinggal mencari induk jantan saja. Calon induk betina cukup banyak, alasannya yakni selama ini tidak dijualnya.

Sampai ketika ini, penangkaran yang diberi nama TnT Bird Farm sudah menghasilkan sekitar 300 ekor murai kerikil yang tersebar ke aneka macam kawasan di Indonesia. Memang masih jauh kalau dibandingkan dengan Global Fauna Farm, yang setiap bulan bisa memproduksi 380 anakan. Tetapi untuk cowok seusia Hasan, ini prestasi yang membanggakan.

Kandang TnT Bird Farm terlihat sederhana. Setiap sangkar mempunyai ukuran 100 cm x 100 cm. Bentuk dan ukuran kandang, berdasarkan dia, tidak jadi dilema besar. Yang terpenting induknya berkualitas, biar anakan yang dihasilkannya pun berkualitas.
Mengatasi Indukan Kanibal


TERUS MENJAGA KUALITAS
(Foto: Tabloid BNR)

Salah satu hambatan yang dihadapi Hasan yakni ketika melihat induk murai kerikil yang kanibal. Tetapi pengalamanlah yang menempanya untuk tetap bertahan. Untuk menyiasati in

Karakter MB memang bermacam-macam, ada yang pengasih-penyayang terhadap anaknya, tetapi ada juga yang kanibal dan tega membunuh anaknya sendiri. “Ketika berhadapan dengan murai kanibal, kita meski ekstra hati hati dan telaten, biar anakan selamat dari kematian,” ujar Hasan, menyerupai diberitakan Tabloid BNR.

Terhadap indukan yang semenjak awal diketahui kanibal, ia sudah meningkatkan kewaspadaannya menjelang telur menetas. Dengan telaten, ia menunggu hari-hari penetasan. Begitu menetas, piyik pun eksklusif diambil dan dipindahkan. Bisa dibayangkan, betapa sulit meloloh piyik umur 1 hari.

Selama ini, sudah ada beberapa MB produk penangkarannya yang menjuarai lomba. Ke depan, ia akan terus berusaha menjaga biar kualitas ternakannya bisa meningkat.
Untuk meningkatkan kualitas indukan, ia rajin tiba ke aneka macam lomba untuk mencari MB juara. Selain itu, untuk menggenjot produksi yang berkualitas, ia pun melaksanakan praktik poligami terhadap indukan yang bagus.

Dari hasil penangkaran MB inilah, Hasan yang masih membujang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, termasuk membiayai kuliahnya.Wuih, ide yang menarik bukan?
disarikan dari : omkicau.com


HASAN TnT: SUKSES MENANGKAR MB
(Foto: Tabloid BNR)

Kini di penangkarannya terdapat 16 sangkar produktif. Ia berencana menambah empat sangkar lagi, sehingga menjadi 20 kandang. Tinggal mencari induk jantan saja. Calon induk betina cukup banyak, alasannya yakni selama ini tidak dijualnya.

Sampai ketika ini, penangkaran yang diberi nama TnT Bird Farm sudah menghasilkan sekitar 300 ekor murai kerikil yang tersebar ke aneka macam kawasan di Indonesia. Memang masih jauh kalau dibandingkan dengan Global Fauna Farm, yang setiap bulan bisa memproduksi 380 anakan. Tetapi untuk cowok seusia Hasan, ini prestasi yang membanggakan.

Kandang TnT Bird Farm terlihat sederhana. Setiap sangkar mempunyai ukuran 100 cm x 100 cm. Bentuk dan ukuran kandang, berdasarkan dia, tidak jadi dilema besar. Yang terpenting induknya berkualitas, biar anakan yang dihasilkannya pun berkualitas.
Mengatasi Indukan Kanibal


TERUS MENJAGA KUALITAS
(Foto: Tabloid BNR)

Salah satu hambatan yang dihadapi Hasan yakni ketika melihat induk murai kerikil yang kanibal. Tetapi pengalamanlah yang menempanya untuk tetap bertahan. Untuk menyiasati in

Karakter MB memang bermacam-macam, ada yang pengasih-penyayang terhadap anaknya, tetapi ada juga yang kanibal dan tega membunuh anaknya sendiri. “Ketika berhadapan dengan murai kanibal, kita meski ekstra hati hati dan telaten, biar anakan selamat dari kematian,” ujar Hasan, menyerupai diberitakan Tabloid BNR.

Terhadap indukan yang semenjak awal diketahui kanibal, ia sudah meningkatkan kewaspadaannya menjelang telur menetas. Dengan telaten, ia menunggu hari-hari penetasan. Begitu menetas, piyik pun eksklusif diambil dan dipindahkan. Bisa dibayangkan, betapa sulit meloloh piyik umur 1 hari.

Selama ini, sudah ada beberapa MB produk penangkarannya yang menjuarai lomba. Ke depan, ia akan terus berusaha menjaga biar kualitas ternakannya bisa meningkat.
Untuk meningkatkan kualitas indukan, ia rajin tiba ke aneka macam lomba untuk mencari MB juara. Selain itu, untuk menggenjot produksi yang berkualitas, ia pun melaksanakan praktik poligami terhadap indukan yang bagus.

Dari hasil penangkaran MB inilah, Hasan yang masih membujang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, termasuk membiayai kuliahnya.Wuih, ide yang menarik bukan?
disarikan dari : omkicau.com


HASAN TnT: SUKSES MENANGKAR MB
(Foto: Tabloid BNR)

Kini di penangkarannya terdapat 16 sangkar produktif. Ia berencana menambah empat sangkar lagi, sehingga menjadi 20 kandang. Tinggal mencari induk jantan saja. Calon induk betina cukup banyak, alasannya yakni selama ini tidak dijualnya.

Sampai ketika ini, penangkaran yang diberi nama TnT Bird Farm sudah menghasilkan sekitar 300 ekor murai kerikil yang tersebar ke aneka macam kawasan di Indonesia. Memang masih jauh kalau dibandingkan dengan Global Fauna Farm, yang setiap bulan bisa memproduksi 380 anakan. Tetapi untuk cowok seusia Hasan, ini prestasi yang membanggakan.

Kandang TnT Bird Farm terlihat sederhana. Setiap sangkar mempunyai ukuran 100 cm x 100 cm. Bentuk dan ukuran kandang, berdasarkan dia, tidak jadi dilema besar. Yang terpenting induknya berkualitas, biar anakan yang dihasilkannya pun berkualitas.
Mengatasi Indukan Kanibal


TERUS MENJAGA KUALITAS
(Foto: Tabloid BNR)

Salah satu hambatan yang dihadapi Hasan yakni ketika melihat induk murai kerikil yang kanibal. Tetapi pengalamanlah yang menempanya untuk tetap bertahan. Untuk menyiasati in

Karakter MB memang bermacam-macam, ada yang pengasih-penyayang terhadap anaknya, tetapi ada juga yang kanibal dan tega membunuh anaknya sendiri. “Ketika berhadapan dengan murai kanibal, kita meski ekstra hati hati dan telaten, biar anakan selamat dari kematian,” ujar Hasan, menyerupai diberitakan Tabloid BNR.

Terhadap indukan yang semenjak awal diketahui kanibal, ia sudah meningkatkan kewaspadaannya menjelang telur menetas. Dengan telaten, ia menunggu hari-hari penetasan. Begitu menetas, piyik pun eksklusif diambil dan dipindahkan. Bisa dibayangkan, betapa sulit meloloh piyik umur 1 hari.

Selama ini, sudah ada beberapa MB produk penangkarannya yang menjuarai lomba. Ke depan, ia akan terus berusaha menjaga biar kualitas ternakannya bisa meningkat.
Untuk meningkatkan kualitas indukan, ia rajin tiba ke aneka macam lomba untuk mencari MB juara. Selain itu, untuk menggenjot produksi yang berkualitas, ia pun melaksanakan praktik poligami terhadap indukan yang bagus.

Dari hasil penangkaran MB inilah, Hasan yang masih membujang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, termasuk membiayai kuliahnya.Wuih, ide yang menarik bukan?
disarikan dari : omkicau.com


HASAN TnT: SUKSES MENANGKAR MB
(Foto: Tabloid BNR)

Kini di penangkarannya terdapat 16 sangkar produktif. Ia berencana menambah empat sangkar lagi, sehingga menjadi 20 kandang. Tinggal mencari induk jantan saja. Calon induk betina cukup banyak, alasannya yakni selama ini tidak dijualnya.

Sampai ketika ini, penangkaran yang diberi nama TnT Bird Farm sudah menghasilkan sekitar 300 ekor murai kerikil yang tersebar ke aneka macam kawasan di Indonesia. Memang masih jauh kalau dibandingkan dengan Global Fauna Farm, yang setiap bulan bisa memproduksi 380 anakan. Tetapi untuk cowok seusia Hasan, ini prestasi yang membanggakan.

Kandang TnT Bird Farm terlihat sederhana. Setiap sangkar mempunyai ukuran 100 cm x 100 cm. Bentuk dan ukuran kandang, berdasarkan dia, tidak jadi dilema besar. Yang terpenting induknya berkualitas, biar anakan yang dihasilkannya pun berkualitas.
Mengatasi Indukan Kanibal


TERUS MENJAGA KUALITAS
(Foto: Tabloid BNR)

Salah satu hambatan yang dihadapi Hasan yakni ketika melihat induk murai kerikil yang kanibal. Tetapi pengalamanlah yang menempanya untuk tetap bertahan. Untuk menyiasati in

Karakter MB memang bermacam-macam, ada yang pengasih-penyayang terhadap anaknya, tetapi ada juga yang kanibal dan tega membunuh anaknya sendiri. “Ketika berhadapan dengan murai kanibal, kita meski ekstra hati hati dan telaten, biar anakan selamat dari kematian,” ujar Hasan, menyerupai diberitakan Tabloid BNR.

Terhadap indukan yang semenjak awal diketahui kanibal, ia sudah meningkatkan kewaspadaannya menjelang telur menetas. Dengan telaten, ia menunggu hari-hari penetasan. Begitu menetas, piyik pun eksklusif diambil dan dipindahkan. Bisa dibayangkan, betapa sulit meloloh piyik umur 1 hari.

Selama ini, sudah ada beberapa MB produk penangkarannya yang menjuarai lomba. Ke depan, ia akan terus berusaha menjaga biar kualitas ternakannya bisa meningkat.
Untuk meningkatkan kualitas indukan, ia rajin tiba ke aneka macam lomba untuk mencari MB juara. Selain itu, untuk menggenjot produksi yang berkualitas, ia pun melaksanakan praktik poligami terhadap indukan yang bagus.

Dari hasil penangkaran MB inilah, Hasan yang masih membujang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, termasuk membiayai kuliahnya.Wuih, ide yang menarik bukan?
disarikan dari : omkicau.com


HASAN TnT: SUKSES MENANGKAR MB
(Foto: Tabloid BNR)

Kini di penangkarannya terdapat 16 sangkar produktif. Ia berencana menambah empat sangkar lagi, sehingga menjadi 20 kandang. Tinggal mencari induk jantan saja. Calon induk betina cukup banyak, alasannya yakni selama ini tidak dijualnya.

Sampai ketika ini, penangkaran yang diberi nama TnT Bird Farm sudah menghasilkan sekitar 300 ekor murai kerikil yang tersebar ke aneka macam kawasan di Indonesia. Memang masih jauh kalau dibandingkan dengan Global Fauna Farm, yang setiap bulan bisa memproduksi 380 anakan. Tetapi untuk cowok seusia Hasan, ini prestasi yang membanggakan.

Kandang TnT Bird Farm terlihat sederhana. Setiap sangkar mempunyai ukuran 100 cm x 100 cm. Bentuk dan ukuran kandang, berdasarkan dia, tidak jadi dilema besar. Yang terpenting induknya berkualitas, biar anakan yang dihasilkannya pun berkualitas.
Mengatasi Indukan Kanibal


TERUS MENJAGA KUALITAS
(Foto: Tabloid BNR)

Salah satu hambatan yang dihadapi Hasan yakni ketika melihat induk murai kerikil yang kanibal. Tetapi pengalamanlah yang menempanya untuk tetap bertahan. Untuk menyiasati in

Karakter MB memang bermacam-macam, ada yang pengasih-penyayang terhadap anaknya, tetapi ada juga yang kanibal dan tega membunuh anaknya sendiri. “Ketika berhadapan dengan murai kanibal, kita meski ekstra hati hati dan telaten, biar anakan selamat dari kematian,” ujar Hasan, menyerupai diberitakan Tabloid BNR.

Terhadap indukan yang semenjak awal diketahui kanibal, ia sudah meningkatkan kewaspadaannya menjelang telur menetas. Dengan telaten, ia menunggu hari-hari penetasan. Begitu menetas, piyik pun eksklusif diambil dan dipindahkan. Bisa dibayangkan, betapa sulit meloloh piyik umur 1 hari.

Selama ini, sudah ada beberapa MB produk penangkarannya yang menjuarai lomba. Ke depan, ia akan terus berusaha menjaga biar kualitas ternakannya bisa meningkat.
Untuk meningkatkan kualitas indukan, ia rajin tiba ke aneka macam lomba untuk mencari MB juara. Selain itu, untuk menggenjot produksi yang berkualitas, ia pun melaksanakan praktik poligami terhadap indukan yang bagus.

Dari hasil penangkaran MB inilah, Hasan yang masih membujang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, termasuk membiayai kuliahnya.Wuih, ide yang menarik bukan?
disarikan dari : omkicau.com


HASAN TnT: SUKSES MENANGKAR MB
(Foto: Tabloid BNR)

Kini di penangkarannya terdapat 16 sangkar produktif. Ia berencana menambah empat sangkar lagi, sehingga menjadi 20 kandang. Tinggal mencari induk jantan saja. Calon induk betina cukup banyak, alasannya yakni selama ini tidak dijualnya.

Sampai ketika ini, penangkaran yang diberi nama TnT Bird Farm sudah menghasilkan sekitar 300 ekor murai kerikil yang tersebar ke aneka macam kawasan di Indonesia. Memang masih jauh kalau dibandingkan dengan Global Fauna Farm, yang setiap bulan bisa memproduksi 380 anakan. Tetapi untuk cowok seusia Hasan, ini prestasi yang membanggakan.

Kandang TnT Bird Farm terlihat sederhana. Setiap sangkar mempunyai ukuran 100 cm x 100 cm. Bentuk dan ukuran kandang, berdasarkan dia, tidak jadi dilema besar. Yang terpenting induknya berkualitas, biar anakan yang dihasilkannya pun berkualitas.
Mengatasi Indukan Kanibal


TERUS MENJAGA KUALITAS
(Foto: Tabloid BNR)

Salah satu hambatan yang dihadapi Hasan yakni ketika melihat induk murai kerikil yang kanibal. Tetapi pengalamanlah yang menempanya untuk tetap bertahan. Untuk menyiasati in

Karakter MB memang bermacam-macam, ada yang pengasih-penyayang terhadap anaknya, tetapi ada juga yang kanibal dan tega membunuh anaknya sendiri. “Ketika berhadapan dengan murai kanibal, kita meski ekstra hati hati dan telaten, biar anakan selamat dari kematian,” ujar Hasan, menyerupai diberitakan Tabloid BNR.

Terhadap indukan yang semenjak awal diketahui kanibal, ia sudah meningkatkan kewaspadaannya menjelang telur menetas. Dengan telaten, ia menunggu hari-hari penetasan. Begitu menetas, piyik pun eksklusif diambil dan dipindahkan. Bisa dibayangkan, betapa sulit meloloh piyik umur 1 hari.

Selama ini, sudah ada beberapa MB produk penangkarannya yang menjuarai lomba. Ke depan, ia akan terus berusaha menjaga biar kualitas ternakannya bisa meningkat.
Untuk meningkatkan kualitas indukan, ia rajin tiba ke aneka macam lomba untuk mencari MB juara. Selain itu, untuk menggenjot produksi yang berkualitas, ia pun melaksanakan praktik poligami terhadap indukan yang bagus.

Dari hasil penangkaran MB inilah, Hasan yang masih membujang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, termasuk membiayai kuliahnya.Wuih, ide yang menarik bukan?
disarikan dari : omkicau.com


HASAN TnT: SUKSES MENANGKAR MB
(Foto: Tabloid BNR)

Kini di penangkarannya terdapat 16 sangkar produktif. Ia berencana menambah empat sangkar lagi, sehingga menjadi 20 kandang. Tinggal mencari induk jantan saja. Calon induk betina cukup banyak, alasannya yakni selama ini tidak dijualnya.

Sampai ketika ini, penangkaran yang diberi nama TnT Bird Farm sudah menghasilkan sekitar 300 ekor murai kerikil yang tersebar ke aneka macam kawasan di Indonesia. Memang masih jauh kalau dibandingkan dengan Global Fauna Farm, yang setiap bulan bisa memproduksi 380 anakan. Tetapi untuk cowok seusia Hasan, ini prestasi yang membanggakan.

Kandang TnT Bird Farm terlihat sederhana. Setiap sangkar mempunyai ukuran 100 cm x 100 cm. Bentuk dan ukuran kandang, berdasarkan dia, tidak jadi dilema besar. Yang terpenting induknya berkualitas, biar anakan yang dihasilkannya pun berkualitas.
Mengatasi Indukan Kanibal


TERUS MENJAGA KUALITAS
(Foto: Tabloid BNR)

Salah satu hambatan yang dihadapi Hasan yakni ketika melihat induk murai kerikil yang kanibal. Tetapi pengalamanlah yang menempanya untuk tetap bertahan. Untuk menyiasati in

Karakter MB memang bermacam-macam, ada yang pengasih-penyayang terhadap anaknya, tetapi ada juga yang kanibal dan tega membunuh anaknya sendiri. “Ketika berhadapan dengan murai kanibal, kita meski ekstra hati hati dan telaten, biar anakan selamat dari kematian,” ujar Hasan, menyerupai diberitakan Tabloid BNR.

Terhadap indukan yang semenjak awal diketahui kanibal, ia sudah meningkatkan kewaspadaannya menjelang telur menetas. Dengan telaten, ia menunggu hari-hari penetasan. Begitu menetas, piyik pun eksklusif diambil dan dipindahkan. Bisa dibayangkan, betapa sulit meloloh piyik umur 1 hari.

Selama ini, sudah ada beberapa MB produk penangkarannya yang menjuarai lomba. Ke depan, ia akan terus berusaha menjaga biar kualitas ternakannya bisa meningkat.
Untuk meningkatkan kualitas indukan, ia rajin tiba ke aneka macam lomba untuk mencari MB juara. Selain itu, untuk menggenjot produksi yang berkualitas, ia pun melaksanakan praktik poligami terhadap indukan yang bagus.

Dari hasil penangkaran MB inilah, Hasan yang masih membujang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, termasuk membiayai kuliahnya.Wuih, ide yang menarik bukan?
disarikan dari : omkicau.com


HASAN TnT: SUKSES MENANGKAR MB
(Foto: Tabloid BNR)

Kini di penangkarannya terdapat 16 sangkar produktif. Ia berencana menambah empat sangkar lagi, sehingga menjadi 20 kandang. Tinggal mencari induk jantan saja. Calon induk betina cukup banyak, alasannya yakni selama ini tidak dijualnya.

Sampai ketika ini, penangkaran yang diberi nama TnT Bird Farm sudah menghasilkan sekitar 300 ekor murai kerikil yang tersebar ke aneka macam kawasan di Indonesia. Memang masih jauh kalau dibandingkan dengan Global Fauna Farm, yang setiap bulan bisa memproduksi 380 anakan. Tetapi untuk cowok seusia Hasan, ini prestasi yang membanggakan.

Kandang TnT Bird Farm terlihat sederhana. Setiap sangkar mempunyai ukuran 100 cm x 100 cm. Bentuk dan ukuran kandang, berdasarkan dia, tidak jadi dilema besar. Yang terpenting induknya berkualitas, biar anakan yang dihasilkannya pun berkualitas.
Mengatasi Indukan Kanibal


TERUS MENJAGA KUALITAS
(Foto: Tabloid BNR)

Salah satu hambatan yang dihadapi Hasan yakni ketika melihat induk murai kerikil yang kanibal. Tetapi pengalamanlah yang menempanya untuk tetap bertahan. Untuk menyiasati in

Karakter MB memang bermacam-macam, ada yang pengasih-penyayang terhadap anaknya, tetapi ada juga yang kanibal dan tega membunuh anaknya sendiri. “Ketika berhadapan dengan murai kanibal, kita meski ekstra hati hati dan telaten, biar anakan selamat dari kematian,” ujar Hasan, menyerupai diberitakan Tabloid BNR.

Terhadap indukan yang semenjak awal diketahui kanibal, ia sudah meningkatkan kewaspadaannya menjelang telur menetas. Dengan telaten, ia menunggu hari-hari penetasan. Begitu menetas, piyik pun eksklusif diambil dan dipindahkan. Bisa dibayangkan, betapa sulit meloloh piyik umur 1 hari.

Selama ini, sudah ada beberapa MB produk penangkarannya yang menjuarai lomba. Ke depan, ia akan terus berusaha menjaga biar kualitas ternakannya bisa meningkat.
Untuk meningkatkan kualitas indukan, ia rajin tiba ke aneka macam lomba untuk mencari MB juara. Selain itu, untuk menggenjot produksi yang berkualitas, ia pun melaksanakan praktik poligami terhadap indukan yang bagus.

Dari hasil penangkaran MB inilah, Hasan yang masih membujang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, termasuk membiayai kuliahnya.Wuih, ide yang menarik bukan?
disarikan dari : omkicau.com


HASAN TnT: SUKSES MENANGKAR MB
(Foto: Tabloid BNR)

Kini di penangkarannya terdapat 16 sangkar produktif. Ia berencana menambah empat sangkar lagi, sehingga menjadi 20 kandang. Tinggal mencari induk jantan saja. Calon induk betina cukup banyak, alasannya yakni selama ini tidak dijualnya.

Sampai ketika ini, penangkaran yang diberi nama TnT Bird Farm sudah menghasilkan sekitar 300 ekor murai kerikil yang tersebar ke aneka macam kawasan di Indonesia. Memang masih jauh kalau dibandingkan dengan Global Fauna Farm, yang setiap bulan bisa memproduksi 380 anakan. Tetapi untuk cowok seusia Hasan, ini prestasi yang membanggakan.

Kandang TnT Bird Farm terlihat sederhana. Setiap sangkar mempunyai ukuran 100 cm x 100 cm. Bentuk dan ukuran kandang, berdasarkan dia, tidak jadi dilema besar. Yang terpenting induknya berkualitas, biar anakan yang dihasilkannya pun berkualitas.
Mengatasi Indukan Kanibal


TERUS MENJAGA KUALITAS
(Foto: Tabloid BNR)

Salah satu hambatan yang dihadapi Hasan yakni ketika melihat induk murai kerikil yang kanibal. Tetapi pengalamanlah yang menempanya untuk tetap bertahan. Untuk menyiasati in

Karakter MB memang bermacam-macam, ada yang pengasih-penyayang terhadap anaknya, tetapi ada juga yang kanibal dan tega membunuh anaknya sendiri. “Ketika berhadapan dengan murai kanibal, kita meski ekstra hati hati dan telaten, biar anakan selamat dari kematian,” ujar Hasan, menyerupai diberitakan Tabloid BNR.

Terhadap indukan yang semenjak awal diketahui kanibal, ia sudah meningkatkan kewaspadaannya menjelang telur menetas. Dengan telaten, ia menunggu hari-hari penetasan. Begitu menetas, piyik pun eksklusif diambil dan dipindahkan. Bisa dibayangkan, betapa sulit meloloh piyik umur 1 hari.

Selama ini, sudah ada beberapa MB produk penangkarannya yang menjuarai lomba. Ke depan, ia akan terus berusaha menjaga biar kualitas ternakannya bisa meningkat.
Untuk meningkatkan kualitas indukan, ia rajin tiba ke aneka macam lomba untuk mencari MB juara. Selain itu, untuk menggenjot produksi yang berkualitas, ia pun melaksanakan praktik poligami terhadap indukan yang bagus.

Dari hasil penangkaran MB inilah, Hasan yang masih membujang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, termasuk membiayai kuliahnya.Wuih, ide yang menarik bukan?
disarikan dari : omkicau.com


HASAN TnT: SUKSES MENANGKAR MB
(Foto: Tabloid BNR)

Kini di penangkarannya terdapat 16 sangkar produktif. Ia berencana menambah empat sangkar lagi, sehingga menjadi 20 kandang. Tinggal mencari induk jantan saja. Calon induk betina cukup banyak, alasannya yakni selama ini tidak dijualnya.

Sampai ketika ini, penangkaran yang diberi nama TnT Bird Farm sudah menghasilkan sekitar 300 ekor murai kerikil yang tersebar ke aneka macam kawasan di Indonesia. Memang masih jauh kalau dibandingkan dengan Global Fauna Farm, yang setiap bulan bisa memproduksi 380 anakan. Tetapi untuk cowok seusia Hasan, ini prestasi yang membanggakan.

Kandang TnT Bird Farm terlihat sederhana. Setiap sangkar mempunyai ukuran 100 cm x 100 cm. Bentuk dan ukuran kandang, berdasarkan dia, tidak jadi dilema besar. Yang terpenting induknya berkualitas, biar anakan yang dihasilkannya pun berkualitas.
Mengatasi Indukan Kanibal


TERUS MENJAGA KUALITAS
(Foto: Tabloid BNR)

Salah satu hambatan yang dihadapi Hasan yakni ketika melihat induk murai kerikil yang kanibal. Tetapi pengalamanlah yang menempanya untuk tetap bertahan. Untuk menyiasati in

Karakter MB memang bermacam-macam, ada yang pengasih-penyayang terhadap anaknya, tetapi ada juga yang kanibal dan tega membunuh anaknya sendiri. “Ketika berhadapan dengan murai kanibal, kita meski ekstra hati hati dan telaten, biar anakan selamat dari kematian,” ujar Hasan, menyerupai diberitakan Tabloid BNR.

Terhadap indukan yang semenjak awal diketahui kanibal, ia sudah meningkatkan kewaspadaannya menjelang telur menetas. Dengan telaten, ia menunggu hari-hari penetasan. Begitu menetas, piyik pun eksklusif diambil dan dipindahkan. Bisa dibayangkan, betapa sulit meloloh piyik umur 1 hari.

Selama ini, sudah ada beberapa MB produk penangkarannya yang menjuarai lomba. Ke depan, ia akan terus berusaha menjaga biar kualitas ternakannya bisa meningkat.
Untuk meningkatkan kualitas indukan, ia rajin tiba ke aneka macam lomba untuk mencari MB juara. Selain itu, untuk menggenjot produksi yang berkualitas, ia pun melaksanakan praktik poligami terhadap indukan yang bagus.

Dari hasil penangkaran MB inilah, Hasan yang masih membujang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, termasuk membiayai kuliahnya.Wuih, ide yang menarik bukan?
disarikan dari : omkicau.com


HASAN TnT: SUKSES MENANGKAR MB
(Foto: Tabloid BNR)

Kini di penangkarannya terdapat 16 sangkar produktif. Ia berencana menambah empat sangkar lagi, sehingga menjadi 20 kandang. Tinggal mencari induk jantan saja. Calon induk betina cukup banyak, alasannya yakni selama ini tidak dijualnya.

Sampai ketika ini, penangkaran yang diberi nama TnT Bird Farm sudah menghasilkan sekitar 300 ekor murai kerikil yang tersebar ke aneka macam kawasan di Indonesia. Memang masih jauh kalau dibandingkan dengan Global Fauna Farm, yang setiap bulan bisa memproduksi 380 anakan. Tetapi untuk cowok seusia Hasan, ini prestasi yang membanggakan.

Kandang TnT Bird Farm terlihat sederhana. Setiap sangkar mempunyai ukuran 100 cm x 100 cm. Bentuk dan ukuran kandang, berdasarkan dia, tidak jadi dilema besar. Yang terpenting induknya berkualitas, biar anakan yang dihasilkannya pun berkualitas.
Mengatasi Indukan Kanibal


TERUS MENJAGA KUALITAS
(Foto: Tabloid BNR)

Salah satu hambatan yang dihadapi Hasan yakni ketika melihat induk murai kerikil yang kanibal. Tetapi pengalamanlah yang menempanya untuk tetap bertahan. Untuk menyiasati in

Karakter MB memang bermacam-macam, ada yang pengasih-penyayang terhadap anaknya, tetapi ada juga yang kanibal dan tega membunuh anaknya sendiri. “Ketika berhadapan dengan murai kanibal, kita meski ekstra hati hati dan telaten, biar anakan selamat dari kematian,” ujar Hasan, menyerupai diberitakan Tabloid BNR.

Terhadap indukan yang semenjak awal diketahui kanibal, ia sudah meningkatkan kewaspadaannya menjelang telur menetas. Dengan telaten, ia menunggu hari-hari penetasan. Begitu menetas, piyik pun eksklusif diambil dan dipindahkan. Bisa dibayangkan, betapa sulit meloloh piyik umur 1 hari.

Selama ini, sudah ada beberapa MB produk penangkarannya yang menjuarai lomba. Ke depan, ia akan terus berusaha menjaga biar kualitas ternakannya bisa meningkat.
Untuk meningkatkan kualitas indukan, ia rajin tiba ke aneka macam lomba untuk mencari MB juara. Selain itu, untuk menggenjot produksi yang berkualitas, ia pun melaksanakan praktik poligami terhadap indukan yang bagus.

Dari hasil penangkaran MB inilah, Hasan yang masih membujang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, termasuk membiayai kuliahnya.Wuih, ide yang menarik bukan?

0 Response to "Penangkaran Murai Kerikil Yang Sukses"

Total Pageviews