Legenda Juara Lomba Ngekek Tingkat Nasional, Lovebird Kusumo, Meski Saat Ini Telah Mati, Pemilik Tidak Menyesal Meski Pernah Ditawar 2 Milyar Dan Tidak Dijualnya
Sejarah Lovebird Kusumo, Beli 3,5 Juta, Menjadi Juara Ngekek Nasional, Sampai Ditawar Hingga 2 Milyar
Salah satu keistimewaan Kusumo yakni mempunyai durasi ngekek atau kicauan yang panjang. Kicauan Kusumo rata-rata berdurasi 2 menit 50 detik untuk sekali ngekek. Pada salah satu event gantangan di Jakarta, Kusumo pernah berkicau sekitar 258 detik atau 4 menit 18 detik sekali ngekek. Nama Kusumo tentu tak absurd bagi para penggemar burung berkicau atau kicau mania. Burung jenis lovebird itu disebut-sebut sebagai legenda burung berkicau karena ratusan kejuaraan yang dimenangkan. Tak hanya itu, burung peliharaan Sigit Marwanto yang bersahabat disapa Sigit Wmp tersebut pernah ditawar hingga Rp2 miliar. Namun, burung legendaris tersebut mati pada Senin (19/11/2018) lalu. Sigit yang merupakan warga Desa Jambakan, Kecamatan Bayat, Klaten itu memelihara Kusumo sehabis membeli di salah satu pasar burung di Klaten pada 2013. Kusumo ketika itu berumur sekitar empat bulan. “Saat itu harga lovebird masih mahal. Kalau tidak salah kisaran Rp3,5 juta,” kata Sigit.
Satiap pekan, Kusumo menjuarai aneka macam gantangan. Terbanyak, dalam satu kejuaraan, Kusumo bisa meraih tujuh juara I. Kusumo terhitung sudah menjuarai hingga 400 kejuaraan burung berkicau. “Dari teman-teman yang menghitung, untuk event nasional itu juara I yang diraih kusumo hampir 400 event. Itu untuk juara I saja,” urai dia.
Nama Kusumo kian moncer. Penawaran untuk membeli Kusumo tiba dari aneka macam penggemar burung. Burung tersebut pernah ditawar hingga Rp2 miliar pada 2017 lalu. “Ditawari [mobil] Alphard dan Rubicon ditambah uang kalau ditotal Rp2 miliar,” ungkapnya.
Salah satu keistimewaan Kusumo yakni mempunyai durasi ngekek atau kicauan yang panjang. Kicauan Kusumo rata-rata berdurasi 2 menit 50 detik untuk sekali ngekek. Pada salah satu event gantangan di Jakarta, Kusumo pernah berkicau sekitar 258 detik atau 4 menit 18 detik sekali ngekek.
Sigit mengaku tak mempunyai perawatan khusus hingga Kusumo menjadi primadona. “Yang penting itu senang, ikhlas, sabar, tahu aksara burung, dan tahu asal-usul habitat burung. Dirawat setrik alami saja tidak pakai obat-obatan. Seperti diberikan bayam supaya segar, ginseng buat stamina, sarang burung walet juga buat stamina. Kusumo tidak pernah diberi doping. Kalau pakai doping tidak bakalan 3,5 tahun setiap pekan berturut-turut mau bunyi,” terperinci dia.
Burung lovebird ialah primadona di kalangan kicau-mania. Jika pembeli sudah suka, banyak yang menawar lovebird ini dengan harga gila-gilaan. Burung yang sering menjadi juara dalam aneka macam perlombaan harganya bisa fantastis. "Sering lomba, sering juara, harganya bisa hingga puluhan dan ratusan juta rupiah. Kayak Kusumo sudah ditawar Rp 2 miliar saja nggak dijual kan sama pemiliknya," kata sesepuh Komunitas Lovebird Indonesia (KLI) Fran Kli.
Sumber: detik.com, tribunnews.com, solopos.com , satwapedia.com dan sumber lainnya
Satiap pekan, Kusumo menjuarai aneka macam gantangan. Terbanyak, dalam satu kejuaraan, Kusumo bisa meraih tujuh juara I. Kusumo terhitung sudah menjuarai hingga 400 kejuaraan burung berkicau. “Dari teman-teman yang menghitung, untuk event nasional itu juara I yang diraih kusumo hampir 400 event. Itu untuk juara I saja,” urai dia. Sebagai burung kicau yang sedang naik daun dan banyak dibudidayakan atau diternakkan, burung lovebird sebetulnya merupakan burung sosial. Di alam bebas, burung ini hidup berkelompok. Disebut “love bird” atau “burung cinta” alasannya ialah burung ini gres berpisah dari pasangannya bila salah satunya mati. Burung dari genus Agapornis ini ukuran tubuhnya relatif mungil, bila dibanding burung berparuh bengkok lainnya.Burung lovebird yang biasanya mempunyai tinggi antara 13 hingga 17 cm dengan berat antara 40 hingga 60 gram ini dibedakan menjadi beberapa spesies. dikutip dari Satwapedia.com yang membedakan jenis lovebird menjadi 2 tipe yaitu lovebird penjabaran lebih rendah/lower classifications dan lovebird penangkaran. Lovebird penjabaran lebih rendah ialah 9 jenis lovebird orisinil yang berasal dari dataran Afrika dan Madakasgar, sedangkan lovebird penangkaran ialah hasil penangkaran burung yang membuat burung tersebut sanggup menyesuaikan dengan lingkungan barunya.
Sejarah Lovebird Kusumo, Beli 3,5 Juta, Menjadi Juara Ngekek Nasional, Sampai Ditawar Hingga 2 Milyar
Salah satu keistimewaan Kusumo yakni mempunyai durasi ngekek atau kicauan yang panjang. Kicauan Kusumo rata-rata berdurasi 2 menit 50 detik untuk sekali ngekek. Pada salah satu event gantangan di Jakarta, Kusumo pernah berkicau sekitar 258 detik atau 4 menit 18 detik sekali ngekek. Nama Kusumo tentu tak absurd bagi para penggemar burung berkicau atau kicau mania. Burung jenis lovebird itu disebut-sebut sebagai legenda burung berkicau karena ratusan kejuaraan yang dimenangkan. Tak hanya itu, burung peliharaan Sigit Marwanto yang bersahabat disapa Sigit Wmp tersebut pernah ditawar hingga Rp2 miliar. Namun, burung legendaris tersebut mati pada Senin (19/11/2018) lalu. Sigit yang merupakan warga Desa Jambakan, Kecamatan Bayat, Klaten itu memelihara Kusumo sehabis membeli di salah satu pasar burung di Klaten pada 2013. Kusumo ketika itu berumur sekitar empat bulan. “Saat itu harga lovebird masih mahal. Kalau tidak salah kisaran Rp3,5 juta,” kata Sigit.
Detik-detik terakhir lovebird Kusumo yang ditawar Rp 2,2 Miliar mati, pemilik ternyata sudah punya firasat sebelumnya. Firasat itu disampaikan oleh Sigit yang tak lain ialah pemilik lovebird Kusumo, yang juga dikenal sebagai burung legendaris.Meski kehilangan, Sigit mengaku tak menyesal lovebird miliknya yang pernah ditawar Rp 2,2 miliar itu mati. Ia mengisahkan, Kusumo mati tak usang sehabis dimandikan. "Sama sekali tidak ada rasa menyesal. Karena bagi saya Kusumo lebih dari sekadar lovebird," kata Sigit dikonfirmasi Jumat (23/11/2018) malam, dikutip dair Kompas.com artikel berjudul 'Kusumo, Legenda "Lovebird" yang Sempat Ditawar Rp 2,2 Miliar Mati' tayang (24/11/2018). Sigit menceritakan, selama ini Kusumo tidak pernah sakit atau terjangkit penyakit. Kematian Kusumo sangat mengagetkannya. "Malam itu saya pulang dari Jogja. Kusumo saya bawa ke samping saya, habis saya mandikan. Duduk santai di pendapa. Dia pengin keluar sangkar, tahu-tahu kayak pengin mendekat," kata dia. Menurut Sigit, sikap Kusumo merupakan mengambarkan atau pesan terhadap dirinya sebelum mati. "Kusumo saya pegang, lemas, kukira tidur. Ternyata bablas (mati)," kata dia.Setelah beberapa bulan dirawat, Kusumo diikutkan pada event gantangan atau lomba kicau burung di Sragen Desember 2013. Pada lomba perdananya, Kusumo bisa meraih juara II sebanyak dua kali. Sempat mengalami mabung atau bulu-bulunya rontok hingga enam bulan berselang dari gantangan di Sragen, Kusumo kembali diikutkan lomba burung berkicau. “Mulai 2014 itu gayeng,” katanya.
Satiap pekan, Kusumo menjuarai aneka macam gantangan. Terbanyak, dalam satu kejuaraan, Kusumo bisa meraih tujuh juara I. Kusumo terhitung sudah menjuarai hingga 400 kejuaraan burung berkicau. “Dari teman-teman yang menghitung, untuk event nasional itu juara I yang diraih kusumo hampir 400 event. Itu untuk juara I saja,” urai dia.
Nama Kusumo kian moncer. Penawaran untuk membeli Kusumo tiba dari aneka macam penggemar burung. Burung tersebut pernah ditawar hingga Rp2 miliar pada 2017 lalu. “Ditawari [mobil] Alphard dan Rubicon ditambah uang kalau ditotal Rp2 miliar,” ungkapnya.
Burung lovebird atau burung cinta merupakan jenis burung yang banyak digemari oleh kicau mania. Burung yang termasuk spesies beo kecil ini mempunyai bunyi yang merdu dengan aneka macam jenis varian menarik untuk dipelihara. Tidak hanya sebagai burung klangenan saja, lovebird juga dikenal sebagai burung perlombaan yang mempunyai kicauan unik dan ngekek panjang. Burung yang sering disebut dengan nama labet ini tergolong dalam genus Agapornis, yang merupakan perpaduan kata dari Bahasa Yunani. Kata pertama ialah agapein yang berarti “to love” dan kata kedua ialah ornis yang berarti “bird”.Tak hanya orang Indonesia, Sigit pernah menerima usulan orang Amerika Serikat guna melepas Kusumo. Nilai uang yang ditawarkan pun tak sedikit, mencapai 250.000 US Dollar atau bila dirupiahkan sekitar Rp3,6 miliar. Namun, Sigit tak tergiur untuk melepas Kusumo. “Kenapa enggak tak lepas? Pertama yang ngasih nama anakku. Kedua, diminta teman-teman dijadikan ikon. Yang utama tidak tak lepas alasannya ialah kedekatanku. Sebenarnya nilai penawaran wow, tetapi rasa bahagia itu tidak bisa dinilai. Karena niat awal itu buat menaikkan lovebird khususnya alasannya ialah harganya sempat anjlok,” urai dia.
Salah satu keistimewaan Kusumo yakni mempunyai durasi ngekek atau kicauan yang panjang. Kicauan Kusumo rata-rata berdurasi 2 menit 50 detik untuk sekali ngekek. Pada salah satu event gantangan di Jakarta, Kusumo pernah berkicau sekitar 258 detik atau 4 menit 18 detik sekali ngekek.
Sigit mengaku tak mempunyai perawatan khusus hingga Kusumo menjadi primadona. “Yang penting itu senang, ikhlas, sabar, tahu aksara burung, dan tahu asal-usul habitat burung. Dirawat setrik alami saja tidak pakai obat-obatan. Seperti diberikan bayam supaya segar, ginseng buat stamina, sarang burung walet juga buat stamina. Kusumo tidak pernah diberi doping. Kalau pakai doping tidak bakalan 3,5 tahun setiap pekan berturut-turut mau bunyi,” terperinci dia.
Burung lovebird ialah primadona di kalangan kicau-mania. Jika pembeli sudah suka, banyak yang menawar lovebird ini dengan harga gila-gilaan. Burung yang sering menjadi juara dalam aneka macam perlombaan harganya bisa fantastis. "Sering lomba, sering juara, harganya bisa hingga puluhan dan ratusan juta rupiah. Kayak Kusumo sudah ditawar Rp 2 miliar saja nggak dijual kan sama pemiliknya," kata sesepuh Komunitas Lovebird Indonesia (KLI) Fran Kli.
Sumber: detik.com, tribunnews.com, solopos.com , satwapedia.com dan sumber lainnya
0 Response to "Kusumo, Lovebird Juara Ngekek Panjang Nasional Yang Pernah Ditawar 2 Milyar, Mati"