Barang Bekas |
Harga yang dibanderol untuk barang-barang bekas dipasar loak ini sangat bervariasi dan yang terang murah dan terjangkau, harga mulai Rp 1.000 - Rp 300.000. Meski barang bekas tersebut telah dibanderol oleh sang penjual, pembeli sanggup saja menawar sampai mendapat harga yang diinginkan. Sebagai contoh, sebuah dispenser di antara lapak pedagang dibanderol Rp 25.000. Harga tersebut merupakan harga awal yang diberikan penjual kepada calon pembeli. Harga yang sangat murah menciptakan pembeli sanggup bebas memborong barang yang disenanginya. Di sini, pembeli tak perlu aib untuk memegang atau mencobanya terlebih dahulu.Pasar Loak Astanaanyar, sesuai dengan namanya, pasar ini menjual segala macam barang bekas pakai. Pasar loak ini pun dijamin menjadi nirwana bagi Anda yang andal dalam menawar harga barang. Lokasinya tak jauh dari Taman Tegallega, memudahkan Anda menemukan para pedagang loak ini. Banyaknya barang bekas yang dijual, menciptakan hati para pembeli kepincut untuk sekadar melihat-lihat.
Seperti halnya dikota-kota lain hampir selalu terdapat pasar khusus yang menjual barang-barang bekas yang masih layak pakai dengan harga yang sangat terjangkau. Bahkan juga pasar tersebut kadang menjual barang "baru" tetapi buatan lama. Sebagai pola pasar "shoping" di yogyakarta yang menjual banyak sekali macam jenis buku dan majalah. Ada buku-buku gres cetakan usang dan ada pula buku bekas yang masih cantik kondisinya. Tempat ini menjadi jujugan mahasiswa untuk berbelanja buku dengan harga lebih miring dibandingkan di toko-toko buku.
Kembali ke pasar loak di Bandung tersebut, bagi calon pembeli yang membawa kendaraan tidak perlu khawatir, sebab dagangan yang ditaruh di sisi jalan sama sekali tak mengganggu arus kemudian lintas di sekitarnya. Pembeli juga sanggup membawa pulang barang tersebut yang harganya murah.
Dari segi aktivitas, pedagang barang bekas di sini tak mempunyai batas waktu tertentu untuk membuka dan menutup lapaknya. Oleh sebab itu, pembeli tidak perlu terburu-buru dalam menawar dan membeli barang loak tersebut. Dengan kata lain, di pasar loak ini pembeli sanggup menghemat isi dompet untuk membeli kebutuhan rumah tangga. Bahkan, sekadar mengoleksi barang-barang loak yang unik sebagai hiasan dan pajangan di dalam rumah.
Barang-barang bekas yang dijejerkan oleh penjual pun bermacam-macam bentuk. Mulai dari mesin tik, radio, televisi mini, kompor gas, nintendo, kipas angin, sepeda, kamera analog, keranjang bayi, rice cooker, sampai kloset duduk pun ada di sini.
Tidak hanya barang-barang rumahan, pedagang barang bekas ini juga memperlihatkan segala macam aksesoris.Seperti aksesoris kendaraan bermotor, aksesoris telepon genggam, serta barang-barang antik menyerupai lukisan, perkakas, dan peralatan dapur dari logam. Harga yang sangat murah menciptakan pembeli sanggup bebas memborong barang yang disenanginya. Di sini, pembeli tak perlu aib untuk memegang atau mencobanya terlebih dahulu. Pedagang barang bekas di sini akan bahagia hati mempersilakan pembeli untuk menjajalnya. Harga yang dibanderol untuk barang-barang bekas ini pun bervariasi mulai Rp 1.000 - Rp 300.000.
Salah satu "kunci sukses" ketika kita berbelanja di pasar loak dan sedang memborong banyak sekali jenis barang bekas yaitu kepandaian menawar barang. Perlu pula diingat bahwa ketika kita membeli barang dengan jumlah banyak, kita sanggup meminta harga khusus atau harga borongan untuk item-item tertentu dari barang bekas yang kita minati. Makara jangan segan untuk menawar ketika kita akan membeli barang dipasar loak tetapi tentunya dengan penawaran harga yang masuk akal dan jangan terlalu rendah, sewajarnya saja.Meski barang bekas tersebut telah dibanderol oleh sang penjual, pembeli sanggup saja menawar sampai mendapat harga yang diinginkan. Sebagai contoh, sebuah dispenser di antara lapak pedagang dibanderol Rp 25.000. Harga tersebut merupakan harga awal yang diberikan penjual kepada calon pembeli.
Pedagang barang bekas di sini mengaku mengambil semua barangnya dari perabotan rumah tangga yang sudah tak digunakan oleh pemiliknya. Selain itu, mereka juga mengambil barang dari kawasan yang disebut bandar loak. Bandar loak ini merupakan orang yang khusus mengumpulkan barang bekas dan dijual kembali dengan gerobak.
Yanto (47), pedagang barang bekas yang mangkal di pertigaan Jalan Pajagalan mengaku, mengambil barang-barang bekas dari tetangga atau kerabatnya. “Saya mengumpulkan barang bekas dari tetangga yang ingin pindah rumah,” ujarnya.
Para pedagang barang bekas di sini umumnya sudah membuka lapaknya semenjak zaman Soeharto. “Saya menjual baran bekas atau loak ini semenjak tahun 1997," kata Yanto. Barang loak di sini ditawarkan sangat murah, tak heran pendapatan pedagangnya pun tak menentu. “Kadang-kadang sehari sanggup Rp 30.000 atau malah nggak sanggup sepeser pun,” ujar Yanto. “Kebanyakan pembeli lebih menentukan barang bekas daripada barang baru, kemudian diservis atau dibersihkan kembali,” kata Yanto.
Sumber tribunnews.com
0 Response to "Harga Barang Bekas Murah Meriah Di Pasar Loak Astanaanyar Bandung"